Translate to

English French German Japanese Korean Chinese Russian Spanish
India Saudi Arabia Netherland Portugal Italian Philippines Ukraina Norwegia

Protected by Copyscape Duplicate Content Tool

Selasa, 01 Februari 2011

Pembuatan Gas Bio Skala Rumah Tangga

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan hidup dan peningkatan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta sekamin berkurangnya sumber daya alam yang tidak terbaharui, maka perlu dicarikan suatu jalan alternatif guna mengganti sumber daya energi tersebut dengan sumber daya energi yang terbarukan. Kebutuhan energi tersebut sebenarnya tidak lain adalah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mendistribusikan secara merata sarana-sarana pemenuhan kebutuhan pokok manusia.

Berbagai macam bentuk energi telah digunakan manusia seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang merupakan bahan bakar yang tidak terbaharui. Selain itu, sumberdaya lainnya seperti kayu bakar saat ini masih digunakan, namun penggunaan kayu bakar tersebut mempunyai jumlah yang terbatas dengan semakin berkurangnya hutan sebagai sumber kayu. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, terutama yang tinggal di perdesaan, kebutuhan energi rumah tangga masih menjadi persoalan yang harus dicarikan jalan keluarnya.

Permasalahan kebutuhan energi perdesaan dapat diatasi dengan menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan mudah diperoleh dari lingkungan sekitar dan bersifat dapat diperbaharui. Salah satu energi ramah lingkungan adalah gas bio yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik akibat aktivitas bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi gas bio didominasi gas metan (60% - 70%), karbondioksida (40% - 30%) dan beberapa gas lain dalam jumlah lebih kecil.

Secara prinsip pembuatan gas bio sangat sederhana, yaitu memasukkan substrat (kotoran sapi) ke dalam unit pencerna (digester) yang anaerob. Dalam waktu tertentu gas bio akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk kompor gas.

Limbah Ternak Sapi

Sapi merupakan hewan yang umum dipelihara sebagai salah satu sumber mata pencaharian penduduk pada umumnya di beberapa daerah di Indonesia. Garut. Menurut data populasi KUD Mandiri Cisurupan di Jawa Barat pada tahun 2003, jumlah sapi perah mencapai 5.835 ekor yang melibatkan 1.450 peternak. Potensi kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gas bio sebenarnya cukup besar, namun belum banyak dimanfaatkan. Bahkan selama ini telah menimbulkan masalah pencemaran dan kesehatan lingkungan. Umumnya para peternak membuang kotoran sapi tersebut ke sungai.

Produksi kotoran sapi dari Kecamatan Cisurupan apabila diakumulasi dapat mencapai sekira 127.556 kg/hari, dan apabila dimanfaatkan menjadi gas bio dapat diperoleh produksi gas 1.719 - 5.670 m3/hari atau sebanding dengan 1.031 - 3.420 liter minyak tanah. Bila diasumsikan harga 1 liter minyak tanah adalah Rp 2.300,00, maka dapat menghemat pembelian minyak tanah sebesar Rp 2.371.200,00 - Rp 7.866.000,00/hari. Jumlah "subsidi" alam yang cukup besar dalam kaitannya dengan upaya self-sufficiency energi perdesaan. Namun demikian, potensi energi yang besar dan bersifat ramah lingkungan ini belum banyak dimanfaatkan.

Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian dengan mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi gas bio dan diperoleh hasil samping berupa pupuk organik dengan mutu yang baik. Selain itu, dengan pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas bio.

Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse gas), bersama dengan gas karbon dioksida (CO2) memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global (efek rumah kaca), sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian dari program internasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism).

Beberapa desain digester yang telah dikenal dan umum digunakan adalah jenis fixed dome dan floating drum. Tapi, mekanisme operasional kedua unit biodogester ini termasuk mahal dan proses pembuatan dan operasionalnya membutuhkan tenaga ahli, karena memiliki konstruksi yang rumit. Sementara suku cadangnya tidak selalu tersedia di perdesaan, sehingga kurang tepat untuk daerah perdesaan yang masih terbatas SDM dan peralatannya.

Selain itu, rata-rata penduduk perdesaan hanya memiliki beberapa ekor sapi (3 - 5 ekor), sehingga diperlukan tipe digester alternatif yang lebih sederhana dan mudah pengoperasiannya.

Plastik polyethilene

Mempertimbangkan keterbatasan teknik dan pendanaan yang dihadapi kebanyakan petani/peternak di perdesaan, maka diperlukan alternatif digester yang secara teknis dan pendanaan feasible. Salah satu alternatif biodigester yang sesuai dengan kondisi perdesaan adalah biodogester yang terbuat dari bahan plastik polyethilene.

Plastik polyethilene telah umum digunakan di bidang pertanian, sehingga bagi kebanyakan petani bukan merupakan suatu barang baru. Mereka juga telah memanfaatkannya untuk pembungkus bibit tanaman, pelindung buah, dan tempat pengering hasil panen.

Biodigester polyethilene ini didesain untuk kapasitas limbah kotoran 3-5 ekor sapi perah dan dibuat dengan sistem berkelanjutan dengan metode sebagai berikut L
·       Kotoran sapi dimasukkan ke biodigester tiap hari sesuai dengan produksinya.
·       Sebelum dimasukkan ke biodogester kotoran tersebut dicampur air dengan perbandingan 1:1 untuk mendapatkan campuran yang homogen dan kadar air antara 80%-90%.

Secara teknis, biodigester polyethilene terbuat dari bata merah, campuran semen dan pasir dengan kapasitas 250 liter. Alat ini digunakan untuk dua kali pengisian kotoran sapi setiap hari. Proses pembangkitan energi gas bio dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu sekira 20 hari. Setelah melalui proses ini, pemanfaatan gas bio dapat dilakukan secara berkelanjutan tergantung pada pasokan kotoran sapi sebagai bahan pembangkit gas bio. Bak penampung didesain sedemikian rupa untuk memudahkan dalam pemanfaatannya, misalnya untuk kompor gas. Pipa penyalur gas bio dari biodigester ke bak penampung dibuat dari pipa PVC.

Lama waktu pemanfaatan alat ini bergantung pada spesifikasi penyimpan gas dalam plastik polyethilene. Untuk pemanfaatan tungku pemasak selama 4-5 jam memerlukan alat biodogester dengan kapasitas penyimpan gas 2,5 m3.

Uraian singkat di atas menunjukkan, dibandingkan biodigester tipe fixed dome maupun floating drum, biodigester plastik polyethilene secara teknis dan pendanaan lebih sesuai dengan kondisi kebanyakan petani di perdesaan. Produksi gas bio yang dihasilkan dari bahan kotoran sapi mencapai 1,4 m3/hari atau setara dengan 0,8 liter minyak tanah per hari, apabila menggunakan biodigester dengan kapasitas 8,8 m3. Hasil penelitian menunjukkan,untuk memasak 1,5 kg nasi diperlukan 500 liter gas bio dengan lama waktu pemasakan sekira 1 jam.

Keuntungan lain yang diperoleh adalah lumpur hasil proses pembangkitan biogas yang dapat digunakan sebagai pupuk. Pupuk organik yang dihasilkan mencapai 16 ton/tahun dengan kadar air 50%. Keuntungan sampingan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya produksi pupuk, dapat menambah pendapatan sebesar Rp. 1,6 juta/tahun. Dengan demikian, selain memberi jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi kebanyakan petani dalam memenuhi kebutuhan energinya, pemanfaatan teknologi digester gas bio berbahan baku kotoran sapi juga menguntungkan. Selain dapat menghemat pemakaian bahan bakar minyak dan mengurangi potensi kerusakan hutan untuk kayu bakar, mengurangi pencemaran lingkungan, dapat menghasilkan pupuk organik, dan memberi solusi terhadap persoalan dunia pemanasan global. Silakan mencoba.***

Dikutip dari tulisan : Kharistya Amaru, Michael Abimayu, Dian Yunita Sari, dan Indah Kamelia, Mahasiswa Teknologi Pertanian, Faperta Unpad.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Kamis, 20 Januari 2011

Konsep dasar perlapisan silang siur

Konsep dasar perlapisan silang siur

Variasi energi selama transportasi sedimen menyebabkan reaksi variabel dari pengendapan selektif ukuran butir tertentu, bentuk butir, dan berat butir sampai erosi dan pembebanan diferensial dari pengendapan sedimen sebelumnya. Pengaruh transportasi dan pengendapan mempunyai sifat skalar yang memperlihatkan kebesaran tanpa menunjukkan arah transportasi, misalnya besar butir, bentuk butir dan lain-lain. Di samping mempunyai sifat skalar, transportasi dan pengendapan juga mempunyai sifat vektor, yaitu besaran yang menunjukkan arah (dalam hal ini arah transportasi), misalnya perlapisan silang-siur, gelembur gelombang, dan lain-lain.
Jadi perlapisan silang siur, adalah struktur sedimen primer yang mempunyai arah. Struktur ini sangat umum dijumpai pada batuan sedimen yang berukuran lanau hingga pasir. Perlapisan silang siur dibentuk oleh arus air/angin yang daya angkut suspensinya semakin berkurang, sehingga muatan suspensinya jatuh dan diendapkan ke muka secara gravity sliding (longsoran gravitasi) dalam bentuk bidang-bidang perlapisan sejajar.
Pada struktur perlapisan silang siur terdapat 3 parameter yang berubah-ubah menurut tempat dan keadaan, yaitu :
  1. Azimut atau arah kemiringan; merupakan fungsi dari arah aliran arus yang terkuat.
  2. Inklinasi, yaitu sudut lancip yang dibentuk oleh bidang fore set dengan bidang perlapisan bottom set (true bedding). Dalam proses sidementasi, sudut-sudut inklinasi merupakan sudut rebah yang besarnya tergantung kepada kekuatan arus. Arus yang kuat akan membentuk sudut inklinasi yang besar.
  3. Ketebalan lapisan fore set yang bervariasi tergantung pada banyaknya suspensi yang dibawa oleh arus dan lamanya proses sedimentasi berlangsung.
Baca selengkapnya » 0 komentar

struktur sedimen

Struktur Sedimen

Struktur Sedimen..Hmmm..banyak arti dari setiap individu dalam mengartikan sedimen dengan pandangannya sendiri. Seperti misalnya  Struktur sedimen adalah bentukan struktur yang terbentuk saat pengendapan batuan sedimen terjadi. Lho terus kalau artinya seperti itu kenapa kok ada pembagian struktur sedimen dengan pra sedimentasi, syn sedimentasi, post sedimentasi. Kalau hanya terjadi pada saat sedimentasi, yaa cukup syn sedimentasi aja dong ..ga perlu ada pra dan post. Dan kalau pembagian menurut sesepuh pettijohn 1975 ada pembagian dengat struktur sedimen primer, sekunder, organik. Yang masing-masing pembagian tersebut mempunyai definisi masing-masing yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembagian struktur sedimen pra, syn, dan post. Apakah sesuai dengan definisi mengenai struktur sedimen yang di bilang bahwa struktur sedimen  adalah bentukan struktur yang terbentuk saat pengendapan batuan sedimen terjadi. Kalau hanya pada saat sedimentasi yaa cukup syn sedimentasi saja, ga perlu ada pembagian struktur sedimen primer dan sekunder. Wah bukan maksudnya menyerang lho..tapi hanya untuk mengklarifikasi saja dan mencoba mengkorelasikan dengan definisi yang ada. Tapi saya membaca salah satu buku terbitan lokal dan saya lebih setuju dengan definisi dia mengenai struktur sedimen. Karena bagi saya arti dan definisi mengenai struktur sedimen nya lebih luas cakupannya artinya mencangkup dari pembagian struktur sedimen yang ada.

Setelah membaca buku terbitan lokal dan menurut buku tersebut mengatakan struktur sedimen adalah roman muka atau kenampakan sifat-sifat yang dapat di amati pada batuan sedimen yang tersingkap yang merupakan manifestasi dari proses fisika, kimia dan biologi. Nah begitu kan cakupan artinya luas cukup pada batuan sedimen saja tidak ada kata saat pengendapan atau sedimentasi, dari definisi tersebut sudah mengenai akan pembagian struktur sedimen yang ada. Lagi-lagi ini kan cuma klarifikasi dan mencoba mengkorelasi saja, yang bagi saya cuma hanya kesalahan menulis dengan kata saat pengendapan. Bukan berarti saya lebih tahu akan arti struktur sedimen toh saya juga masih mengacu pada tulisan lokal :)). Dari hal-hal di atas sebenarnya tujuannya pa sih kita mempelajari struktur sedimen?? seperti yang sudah saya jalaskan pada keterlibatan struktur sedimen pada sequence stratigrafi begitu juga hubungannya dengan gosip sequence stratigrafi, dan juga pada stratigrafi dan sedimentasi. serta cekungan sedimentasi  Kalau semuanya di mengerti maka akan timbul aliran yang jelas mengenai peran penting struktur sedimen.
struktur sedimen dan arus
Mengingat batuan sedimen mencakup 70 % di permukaan bumi maka dari itu pentingnya mempelajari jenis batuan sedimen dan struktur sedimen. Untuk menentukan arus purba dapat di lihat pada struktur sedimen, mengidentifikasi sejarah pengendapan dan pola pengendapan dapa dilihat dari struktur sedimen, untuk melihat jenis arus yang terjadi pada saat pengendapan juga dari struktur sedimen serta menentukan lingkungan pengendapan dan sistem pengendapan juga dari struktur sedimen. Nah bicara mengenai struktur sedimen yang begitu besar peran serta fungsinya dalam geologi maka dari itu saya menulis judul struktur sedimen untuk belajar dan mengulas kembali dari definisi serta perananya dalam ilmu terapan geologi. 
Oke Back to topic about struktur sedimen pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti yang menganalisa dan mempelajari struktur sedimen. Kembali ke paragraf pertama pembagian struktur sedimen menurut Pettijohn 1975:
  1. Struktur Sedimen Primer: Struktur pada batuan sedimen  yang terjadi pada saat proses sedimentasi sehingga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan.
  2. Struktur Sedimen Sekunder : struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat merefleksikan lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng,dan kondisi permukaan. 
  3. Struktur Sedimen organik: Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi.
Struktur Sedimen Primer:

Graded Bedding
crossbed with paleocurrent

Graded Bedding
Crossbed
Laminasi



Riplemarks
Flaser
Struktur Sedimen Flaser
Selama pasang tinggi, lumpur umumnya terkumpul di seberang ripple crest dan pada trough. Flaser bedding dihasilkan.. ketika lumpur ini berada pada trough. Struktur ini mengimplikasikan bahwa hadirnya dua sedimen suplai yaitu pasir dan lempung. Pada saat aktivitas arus, pasir tertransportasi dan terendapkan sebagai ripples, lempung masih dalam bentuk suspensi. Pada saat arus berhenti lempung terendapkan pada trough atau menutup ripples tersebut. Saat dimulainya siklus selanjutnya, puncak ripples tererosi dan pasir baru terendapkan dalam bentuk ripples dan mengubur ripple bed pada troughs. Sehingga diperkirakan flaser bedding diperkirakan terbentuk pada lingkungan pasang surut (subtidal zone)dan sangat jarang ditemukan terbentuk pada kondisi fluvial. Struktur ini dapat digunakan dalam penentuan lingkungan pengendapan, dimana diperkirakan berada pada lingkungan pasang-surut(pada energi tinggi).

Struktur Sedimen Sekunder
a. Struktur Erosional : terbentuk oleh karena arus atau materi yang terbawa oleh arus. ex : Flute cast
Flute cast
b. Struktur Deformasi : terbentuk oleh karena adanya gaya. ex : load cast
Load Cast
Struktur Organik : terbentuk akibart aktivitas makhluk hidup.


Baca selengkapnya » 0 komentar

Jumat, 14 Januari 2011

pegmatit



merupakan batuan beku yang memiliki ukuran kristal yang kasar dan terbentuk saat kristalisasi magma pada dapur magma pada kondisi larutan yang memiliki kandungan air cukup tinggi, pertumbuhan kristal relatif cepat yang terbentuk berupa massa di dalam dike atau urat-urat pada daerah batas/kontak batholith.
Jenis-jenis Pegmatite
1. Granitic pegmatite ;
keterdapatan suatu mineral dalam batuan granit dengan ukuran kristal yang abnormal (relatif sangat kasar),
2. Gabbroic pegmatite ;
keterdapatan kristal-kristal mineral yang kasar pada batuan gabbro.
Baca selengkapnya » 0 komentar

geomorfik

Proses Geomorfik merupakan semua perubahan fisik dan kimia yang memberikan efek bervariasi pada suatu bentuk muka bumi. Proses ini dapat dibedakan menjadi :
1. Proses Eksogenik, pembentukan bentang alam yang diakibatkan tenaga dari luar kulit bumi
Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
    1. Agradasi, yaitu proses pembentukan yang bersifat positif berupa pengendapan
    2. Degradasi, yaitu proses yang membentuk bentuk yang bersifat negatif atau merendahkan permukaan bumi. Proses Degradasi terdiri dari tiga proses utama, yaitu : pelapukan, erosi, dan gerakan tanah.
2. Proses Endogenik, yaitu proses pembentukan bentang alam yang disebabkan tenaga dari dalam kulit bumi.
3. Proses ekstraterestrial, yaitu proses yang berasal dari luar angkasa, misalnya jatuhnya meteorit di permukaan bumi.
Baca selengkapnya » 0 komentar

klasifikasi batu gamping


Batugamping termasuk batuan sedimen. Batu gamping ini dapat diklasifikasikan salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhi pengendapannya. Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :
a. Mud Stone
b. Wake Stone
c. Pack Stone
d. Grain Stone
e. Bound Stone
f. Kristalin Karbonat
Baca selengkapnya » 0 komentar

sedimen non klastik

Sudah agak lama tidak membahas mengenai pendidikan dan referensi. Sekarang mau meneruskan postingan sebelumnya mengenai Macam-macam Batuan sedimen yaitu Batuan Sedimen Non Klastik.

Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen Klastik.

Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat membedakannya dengan batuan sedimen klastik.
Mengutip dari bukunya pa Suhartono >> (Suhartono, 1996 : 56-57)
terdapat bermacam-macam Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
a. Fossilliferous
b. Oolitik
c. Pisolitik
d. Konkresi
e. Bioherm
f. Cone in cone
g. Biostrom
h. Septaria
i. Geode
j. Styolit

Klo ada pengertian musti ada contoh batuan
Contoh Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batu Gamping Terumbu


proses pembentukan Batu Gamping Terumbu berasal dari penggumpalan plankton, moluska, algae, yang kemudian membentuk terumbu. Jadi, Batu Gamping Terumbu berasal dari organisme.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Copyright © fat's blog 2010

100 Blog Indonesia Terbaik
offsetWidth); }